Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa impor tekstil dan produk tekstil (TPT) dari Tiongkok mengalami penurunan drastis pada Februari 2025. Nilai impor dari negara tersebut berkurang sebesar 141,1 juta dolar AS atau 36,60 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Secara keseluruhan, total impor TPT Indonesia pada bulan tersebut tercatat sebesar 606,8 juta dolar AS, menurun 20,74 persen dibandingkan Januari.
Sementara itu, ekspor TPT Indonesia justru mengalami peningkatan, terutama ke Amerika Serikat. Ekspor ke negara tersebut mencapai 17,4 juta dolar AS atau meningkat 4,13 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Secara total, ekspor TPT Indonesia pada Februari 2025 mencapai 1,02 miliar dolar AS. Selain itu, Indonesia juga membukukan surplus perdagangan dengan Amerika Serikat sebesar 1,57 miliar dolar AS, dengan sektor utama penyumbang surplus berasal dari mesin dan perlengkapan elektrik, pakaian dan aksesoris rajutan, serta alas kaki.
Di tengah penurunan impor, sektor industri tekstil dalam negeri justru menunjukkan pertumbuhan investasi yang signifikan. Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, industri tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 0,09 persen, 5,78 persen, dan 6,83 persen pada tahun lalu. Lonjakan ini tercermin dari realisasi investasi di sektor tersebut yang meningkat dari Rp29,92 triliun pada 2023 menjadi Rp39,21 triliun pada 2024, naik sebesar 31,1 persen. Peningkatan investasi ini menjadi indikasi bahwa kepercayaan investor terhadap industri tekstil dan turunannya di Indonesia semakin kuat.