Tag Archives: Arsenal

https://realaikidodojo.com

Real Madrid Singkirkan Atletico dalam Drama Adu Penalti Liga Champions

Real Madrid berhasil melaju ke perempat final Liga Champions 2024/2025 setelah menyingkirkan rival sekota, Atletico Madrid, dalam pertandingan yang berlangsung sengit. Los Blancos memastikan kemenangan lewat adu penalti dengan skor 4-2 setelah agregat kedua tim berakhir imbang 2-2.

Atletico lebih dulu unggul cepat melalui gol Conor Gallagher hanya dalam 27 detik pada leg kedua babak 16 besar di Estadio Metropolitano. Gol tersebut membuat kedudukan agregat menjadi 2-2, mengingat Real Madrid sebelumnya menang 2-1 di leg pertama di Santiago Bernabeu. Madrid memiliki kesempatan emas untuk menyamakan skor setelah mendapatkan penalti pada menit ke-68 akibat pelanggaran terhadap Kylian Mbappe. Namun, eksekusi Vinicius Junior melambung jauh di atas mistar gawang.

Skor tetap bertahan hingga akhir waktu normal, memaksa laga berlanjut ke babak tambahan 2×15 menit. Kedua tim terlihat kelelahan dan gagal mencetak gol, sehingga pemenang harus ditentukan melalui adu penalti. Dalam babak ini, tendangan Julian Alvarez dianulir karena dinyatakan mengenai dua kaki, sementara Lucas Vazquez dari Real Madrid dan Marcos Llorente dari Atletico sama-sama gagal mencetak gol. Eksekusi terakhir Antonio Rudiger memastikan kemenangan Real Madrid dan mengantarkan mereka ke babak berikutnya.

Di laga 16 besar lainnya, Arsenal memastikan tiket perempat final setelah bermain imbang 2-2 melawan PSV Eindhoven di leg kedua, unggul agregat 9-3 berkat kemenangan telak 7-1 di leg pertama. Sementara itu, Aston Villa juga melaju ke delapan besar setelah menundukkan Club Brugge dengan agregat 6-1 dan akan menghadapi Paris Saint-Germain di perempat final. Borussia Dortmund pun sukses melangkah ke fase berikutnya usai menang dramatis 2-1 atas Lille, membalikkan keadaan dengan agregat 3-2.

FA Menjatuhkan Hukuman pada Arsenal Terkait Reaksi Pemain Usai Kartu Merah Myles Lewis-Skelly

Arsenal harus menelan pil pahit setelah menghadapi sanksi dari Federasi Sepak Bola Inggris (FA) terkait insiden yang melibatkan kartu merah Myles Lewis-Skelly dalam laga kontra Wolverhampton Wanderers pada 25 Januari lalu. Meskipun kartu merah yang diberikan akhirnya dibatalkan melalui banding, sikap para pemain Arsenal saat memprotes keputusan wasit justru berujung pada denda besar yang harus dibayar klub sebesar £65.000.

Insiden ini terjadi pada menit ke-43 saat Arsenal bertanding di Premier League, dan menjadi momen kontroversial yang memicu ketegangan antara pemain, wasit, dan tim pelatih. Mikel Arteta, manajer Arsenal, terlihat sangat kesal dengan keputusan wasit Michael Oliver yang mengeluarkan kartu merah untuk Myles Lewis-Skelly. Meskipun keputusan tersebut diubah setelah banding dilakukan oleh klub, sikap pemain Arsenal yang terkesan agresif saat memprotes keputusan wasit menjadi perhatian utama FA.

Mikel Arteta secara terbuka mengungkapkan kekecewaannya atas keputusan tersebut. “Saya sangat marah, tapi saya akan membiarkan kalian menilai sendiri. Ini sangat jelas, dan saya rasa kata-kata saya tidak akan membantu,” ungkap Arteta setelah pertandingan berakhir. Namun, FA menegaskan bahwa sanksi yang diberikan bukanlah karena keputusan kartu merah yang akhirnya dibatalkan, melainkan akibat dari perilaku pemain Arsenal yang dianggap tidak menghormati otoritas wasit.

Kronologi Insiden yang Memicu Reaksi Keras

Myles Lewis-Skelly menerima kartu merah setelah melakukan tekel keras pada Matt Doherty, yang dianggap sebagai pelanggaran serius oleh wasit Michael Oliver. Keputusan ini memicu reaksi keras dari para pemain Arsenal yang langsung mengerumuni wasit. Arteta sendiri yang menyaksikan kejadian tersebut di pinggir lapangan tidak dapat menyembunyikan kekesalannya. Meski begitu, FA dalam pernyataannya menyebutkan bahwa protes dari pemain Arsenal berlangsung lebih dari dua menit dan melibatkan banyak pemain yang bersikap agresif.

Protes Terlalu Lama dan Agresif Jadi Alasan Denda

Meskipun kartu merah Lewis-Skelly dibatalkan, FA tetap memberikan denda kepada Arsenal karena protes pemain yang dianggap terlalu lama dan agresif. Dalam laporan resmi, FA menegaskan bahwa jarak dekat antara pemain dengan wasit, durasi protes yang berlangsung lama, serta banyaknya pemain yang terlibat membuat insiden ini menjadi perhatian serius. Michael Oliver sebagai wasit pertandingan juga mencatat bahwa setidaknya sembilan pemain Arsenal mendekati dirinya untuk memprotes keputusan yang dianggap kontroversial tersebut.

FA menjelaskan bahwa meskipun klub merasa dirugikan, mereka harus memastikan agar para pemain tetap menghormati keputusan wasit dan menjaga profesionalisme di lapangan. “Pemain harus menerima keputusan wasit meskipun mereka tidak setuju, dan klub harus memastikan hal itu,” kata pernyataan resmi FA.

Rekor Disiplin Arsenal yang Masih Memburuk

Ini bukan pertama kalinya Arsenal mendapatkan sanksi dari FA terkait masalah disiplin. Dalam lima tahun terakhir, klub asal London Utara ini sudah terlibat dalam enam kasus pelanggaran serupa. Meski demikian, FA mengakui ada sedikit peningkatan dalam hal kedisiplinan tim Mikel Arteta dalam setahun terakhir. Sayangnya, insiden ini kembali mencoreng citra Arsenal sebagai tim yang memiliki catatan buruk dalam masalah disiplin.

Denda sebesar £65.000 yang dikenakan pada Arsenal menjadi pengingat bagi semua klub di Premier League untuk selalu menghormati keputusan wasit dan menjaga integritas permainan. FA berharap insiden seperti ini tidak terulang lagi di masa depan, agar sepak bola Inggris tetap berjalan dengan sportifitas yang tinggi.

Arsenal Tumbang di FA Cup, Apakah Mikel Arteta yang Harus Disalahkan?

Arsenal kembali menelan pil pahit pada laga FA Cup melawan Manchester United yang berakhir dengan kekalahan melalui adu penalti pada Minggu lalu. Laga ini semakin memperburuk keadaan setelah mereka sebelumnya mengalami kekalahan 0-2 dari Newcastle dalam leg pertama semifinal Carabao Cup. Kalah di dua kompetisi dalam waktu singkat, ditambah dengan cedera serius yang dialami Gabriel Jesus, menjadikan kekalahan tersebut sebagai mimpi buruk bagi Mikel Arteta dan skuadnya.

Meskipun Arsenal seharusnya menjadi salah satu tim terkuat di Liga Inggris, kenyataannya mereka justru kesulitan meraih kemenangan. Lantas, bagaimana tim yang begitu penuh potensi ini bisa berada dalam posisi yang buruk seperti sekarang? Apa yang salah dengan strategi yang diterapkan Arteta?

Ketidakseimbangan dalam Perekrutan Pemain

Sejak Arteta mengambil alih manajer pada beberapa tahun lalu, salah satu hal yang menonjol adalah fokusnya untuk memperbaiki lini belakang Arsenal. Pada musim panas lalu, Arsenal berhasil mendatangkan Mikel Merino dan Riccardo Calafiori untuk memperkuat pertahanan mereka, namun tren ini memperlihatkan ketidakseimbangan dalam perekrutan pemain. Dari seluruh pemain yang didatangkan oleh Arteta, hanya enam di antaranya adalah gelandang serang atau penyerang, sementara 18 pemain lainnya berposisi sebagai bek, gelandang bertahan, atau kiper.

Keputusan ini sebagian besar disebabkan oleh keadaan yang diwariskan kepada Arteta. Ia mengambil alih tim yang memiliki lini belakang yang rapuh, namun dengan pemain-pemain menyerang berbakat seperti Bukayo Saka dan Gabriel Martinelli. Meskipun begitu, para suporter merasa bahwa Arteta lebih fokus pada sisi defensif dan kurang memberikan perhatian pada sektor serangan yang sangat dibutuhkan.

Pendekatan Hati-Hati yang Diperdebatkan

Keputusan Arteta untuk lebih menekankan pada pertahanan memang mengubah Arsenal menjadi tim yang lebih solid di belakang. Namun, hal ini juga menyebabkan tim kekurangan daya serang yang tajam. Arsenal memecahkan rekor gol di Premier League musim lalu, tetapi mereka tetap kesulitan dalam mempertahankan daya serang yang stabil, terutama saat melawan tim-tim kuat seperti Newcastle.

Arteta tampaknya menyadari kekurangan ini, terutama setelah kekalahan telak dari Newcastle. Ia bahkan secara terbuka mengakui bahwa kualitas serangan yang dimiliki tim seperti Newcastle, yang diperkuat oleh pemain seperti Alexander Isak, membuat perbedaan besar. Kegagalan Arsenal dalam mendatangkan Benjamin Sesko dari RB Leipzig pada musim panas lalu pun semakin memperburuk situasi ini.

Tanggung Jawab Bersama dalam Kegagalan Rekrutmen

Meski Arteta jelas berperan dalam keputusan taktik dan gaya bermain, kegagalan merekrut pemain serang yang dibutuhkan Arsenal bukan sepenuhnya kesalahan sang manajer. Keputusan besar dalam perekrutan dan perencanaan skuad juga melibatkan mantan direktur olahraga, Edu, dan pihak manajemen klub lainnya. Oleh karena itu, meskipun Arteta dapat dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab atas gaya permainan tim, keputusan-keputusan yang gagal di luar lapangan juga berperan besar dalam situasi sulit yang dihadapi Arsenal saat ini.

Arsenal kini harus menghadapi kenyataan bahwa meskipun mereka memiliki potensi besar, ketidakseimbangan dalam skuad dan kurangnya ketajaman di lini depan menjadi hambatan utama dalam meraih kesuksesan musim ini.