Pada 26 November 2024, pemerintah Indonesia mengungkapkan bahwa pembangunan smelter (pabrik pemurnian) timah yang sedang berlangsung di Bangka Belitung diprediksi akan memainkan peran penting dalam menanggulangi praktik penyelundupan timah yang selama ini merugikan negara. Smelter yang berkapasitas besar ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi timah dalam negeri sekaligus memastikan bahwa timah yang diproduksi memenuhi standar kualitas internasional dan tidak disalurkan secara ilegal ke luar negeri. Langkah ini juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada ekspor timah mentah.
Pembangunan smelter timah juga dianggap akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah, terutama di Bangka Belitung, yang merupakan salah satu penghasil timah terbesar di Indonesia. Smelter ini diperkirakan akan menciptakan ribuan lapangan pekerjaan, mulai dari tenaga kerja terampil hingga pekerjaan di sektor pendukung lainnya. Selain itu, keberadaan smelter juga diprediksi dapat meningkatkan daya saing industri timah Indonesia di pasar global, sehingga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan memberikan dampak positif pada sektor ekonomi lainnya, seperti infrastruktur dan perdagangan lokal.
Menurut Menteri Perindustrian, smelter ini juga akan membantu menciptakan kepastian pasokan timah yang lebih terkontrol dan berkelanjutan, dengan proses pemurnian yang efisien dan ramah lingkungan. Ini sangat penting untuk mencegah praktik penyelundupan timah yang selama ini banyak terjadi karena ketidakberesan dalam distribusi dan kurangnya pengawasan. Dengan adanya smelter yang dikelola secara profesional, diharapkan timah yang dihasilkan dapat dipasarkan dengan harga yang wajar dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Keberadaan smelter timah ini juga diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia di pasar timah global. Dengan meningkatnya kualitas timah yang diproduksi dalam negeri, Indonesia dapat memperluas pangsa pasar ekspor ke berbagai negara dan memperkuat daya saingnya di industri hilir. Industri hilir timah yang mengolah bahan mentah menjadi produk bernilai tambah, seperti solder, pelapis logam, dan komponen elektronik, juga akan mendapatkan pasokan bahan baku yang lebih stabil dan berkualitas. Ini diharapkan dapat meningkatkan kontribusi sektor manufaktur terhadap perekonomian Indonesia.