Tag Archives: Bursa Asia

https://realaikidodojo.com

IHSG Berpotensi Menguat Jelang Libur Panjang Idul Fitri, Bursa Global Bergejolak

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis diperkirakan bergerak menguat menjelang libur panjang dalam rangka perayaan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah. Namun, pada pembukaan perdagangan, IHSG justru melemah sebesar 9,76 poin atau 0,15 persen ke level 6.462,60. Sementara itu, Indeks LQ45 yang berisi 45 saham unggulan turun 2,95 poin atau 0,40 persen ke posisi 728,19.

Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya menyebut bahwa IHSG masih memiliki peluang untuk mengalami penguatan dalam sesi perdagangan berikutnya. Di sisi lain, investor domestik tetap waspada terhadap potensi dividend trap yang diperkirakan akan muncul lebih awal, bertepatan dengan pengumuman pembagian dividen dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Kondisi ini sebelumnya pernah terjadi pada saham-saham perbankan di awal tahun 2024, dan kini fenomena serupa berpotensi terjadi pada saham-saham sektor pertambangan, khususnya menjelang periode cum hingga ex-dividend date.

Sementara itu, dari pasar global, perhatian tertuju pada kebijakan tarif industri otomotif yang akan diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dalam konferensi pers pada Rabu, 2 April. Langkah ini berpotensi memperburuk ketegangan perdagangan global dan diperkirakan akan menyebabkan lonjakan harga serta menghambat produksi sektor otomotif. Tekanan dari kebijakan tersebut turut memicu aksi jual di Wall Street, di mana indeks S&P 500 turun 1,12 persen atau 64,45 poin ke level 5.712,20, sementara Nasdaq Composite anjlok 2,04 persen atau 372,84 poin menjadi 17.899,02. Indeks Dow Jones Industrial Average juga mengalami koreksi sebesar 0,31 persen atau 132,71 poin ke posisi 42.454,79.

Pergerakan bursa Asia pada sesi pagi ini menunjukkan tren yang beragam. Indeks Nikkei mengalami pelemahan 158,81 poin atau 0,59 persen ke level 37.939,61. Sementara itu, indeks Shanghai mencatat kenaikan 9,75 poin atau 0,29 persen ke posisi 3.379,52. Bursa Malaysia turut menguat dengan indeks Kuala Lumpur naik 8,99 poin atau 0,59 persen ke 1.522,81. Indeks Straits Times juga bergerak positif dengan kenaikan 12,60 poin atau 0,32 persen ke level 3.967,13.

IHSG Ditutup Menguat Di Tengah Pelemahan Bursa Asia Pada Awal 2025

Pada tanggal 4 Januari 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat meskipun terjadi pelemahan di bursa saham kawasan Asia. IHSG mencatatkan peningkatan sebesar 1,23 poin atau 0,02 persen, berada di level 7.164,43, menunjukkan ketahanan pasar modal Indonesia di tengah ketidakpastian global.

Meskipun IHSG menunjukkan penguatan, bursa saham di kawasan Asia umumnya mengalami penurunan. Indeks Nikkei di Jepang melemah 386,62 poin atau 0,00 persen, sedangkan indeks Shanghai di China turun sebesar 51,13 poin atau 1,57 persen. Penurunan ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk ketegangan geopolitik dan kebijakan perdagangan yang ketat antara negara-negara besar. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pasar Indonesia menguat, tantangan dari luar tetap mempengaruhi sentimen investor.

Penguatan IHSG didorong oleh beberapa sektor yang mengalami kenaikan signifikan. Sektor teknologi memimpin dengan peningkatan sebesar 1,50 persen, diikuti oleh sektor infrastruktur dan transportasi & logistik yang masing-masing naik sebesar 0,96 persen dan 0,56 persen. Kenaikan ini mencerminkan optimisme investor terhadap potensi pertumbuhan sektor-sektor tersebut di tahun 2025.

Meskipun IHSG menguat, terdapat penurunan dalam rata-rata nilai transaksi harian yang turun dari Rp10,64 triliun menjadi Rp9,74 triliun. Rata-rata volume transaksi harian juga mengalami penurunan sebesar 12,40 persen dari 24,4 miliar lembar saham menjadi 21,38 miliar lembar saham. Penurunan ini menunjukkan bahwa meskipun ada penguatan indeks, aktivitas perdagangan mungkin tidak seaktif sebelumnya.

Di sisi lain, investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp571,38 miliar pada hari perdagangan tersebut. Aksi jual ini menandakan adanya kekhawatiran dari investor asing terhadap kondisi ekonomi domestik dan global. Meskipun demikian, penguatan IHSG menunjukkan bahwa investor lokal tetap optimis terhadap prospek pasar modal Indonesia.

Dengan ditutupnya IHSG yang menguat meskipun terdapat pelemahan bursa kawasan Asia, tahun 2025 dimulai dengan optimisme bagi pasar modal Indonesia. Semua pihak kini menantikan langkah-langkah strategis yang akan diambil oleh pemerintah dan pelaku pasar untuk menjaga momentum positif ini serta menghadapi tantangan yang ada. Penguatan indeks ini memberikan harapan bagi investor bahwa pasar modal Indonesia dapat terus tumbuh meskipun dalam kondisi global yang tidak menentu.