Pada 25 November 2024, sebuah kasus viral muncul terkait dengan restoran palsu yang terdaftar di aplikasi ojek online (ojol). Restoran yang terdaftar tersebut diduga terlibat dalam aktivitas ilegal, termasuk perdagangan narkoba. Kasus ini mulai mencuat setelah sejumlah konsumen melaporkan adanya restoran yang tidak pernah mereka temui secara fisik, meskipun terdaftar di aplikasi pemesanan makanan populer. Kejanggalan semakin jelas ketika beberapa pelanggan mengklaim bahwa mereka menerima paket yang diduga berisi barang terlarang, bukan makanan.
Pihak kepolisian setempat dan regulator aplikasi ojol segera merespons laporan tersebut dengan melakukan penyelidikan. Polisi menyelidiki apakah restoran yang terdaftar itu hanya sebuah entitas fiktif yang digunakan sebagai kedok untuk transaksi narkoba. Beberapa laporan awal menunjukkan bahwa pembeli yang memesan dari resto tersebut mendapatkan kiriman barang mencurigakan. Meskipun hingga kini belum ada konfirmasi resmi mengenai keterlibatan pihak tertentu, pihak berwajib terus mengumpulkan bukti dan informasi lebih lanjut.
Keberadaan restoran palsu ini mengungkap modus operandi baru dalam perdagangan narkoba melalui platform digital. Dengan semakin berkembangnya penggunaan aplikasi untuk memesan makanan, para pelaku kejahatan memanfaatkan celah ini untuk mendistribusikan barang terlarang dengan cara yang lebih sulit terdeteksi. Hal ini menjadi perhatian serius bagi aparat hukum dan perusahaan teknologi yang menyediakan platform tersebut, karena dapat merusak reputasi dan kepercayaan konsumen.
Sebagai respons terhadap temuan ini, pihak aplikasi ojol berjanji untuk melakukan peninjauan dan audit lebih lanjut terhadap semua restoran yang terdaftar dalam platform mereka. Mereka juga menyatakan akan meningkatkan sistem verifikasi dan monitoring untuk memastikan bahwa transaksi yang terjadi melalui aplikasi mereka tidak digunakan untuk tujuan ilegal. Sebagai langkah pencegahan, aplikasi ojol juga menghimbau kepada pelanggan untuk melaporkan jika menemukan transaksi mencurigakan melalui fitur pengaduan yang disediakan.
Kasus restoran palsu yang terdaftar di aplikasi ojol dan diduga terkait dengan perdagangan narkoba menjadi peringatan bagi pihak berwenang dan platform digital untuk lebih ketat dalam mengawasi transaksi yang terjadi. Masyarakat juga diimbau untuk lebih berhati-hati saat melakukan pemesanan melalui aplikasi, terutama ketika menemukan restoran atau penyedia layanan yang tidak memiliki riwayat atau informasi jelas. Pihak berwenang akan terus melanjutkan penyelidikan untuk mengungkap pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tindakan ilegal ini.