Pengurus Besar Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PB PSOI) resmi memperoleh dukungan anggaran dari Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) untuk menyelenggarakan event internasional World Surfing League (WSL) serta pelatnas tim nasional surfing. Hal ini ditegaskan oleh Manajer Timnas Surfing Indonesia, Egy Adhitya Hilman, usai penandatanganan dua dokumen kerja sama dalam acara resmi bersama Kemenpora pada Senin, 14 April.
Dukungan tersebut terbagi dalam dua alokasi, yaitu anggaran sebesar Rp8,9 miliar untuk pelatnas sepanjang tahun 2025, dan Rp7,4 miliar untuk penyelenggaraan ajang WSL Qualifying Series. Pelatnas akan digelar di Bali dan melibatkan delapan atlet nasional senior, termasuk Rio Waida, Bronson Meydi, serta Taina Angel Izquierdo dan Kailani Johnson. Fokus utama pelatnas ini adalah persiapan menuju Olimpiade dan Asian Games 2026.
Egy menjelaskan bahwa Indonesia telah mengamankan satu tiket putra dan satu tiket putri dalam ajang Asian Surfing Championship 2024 di Maladewa, yang juga berperan sebagai jalur kualifikasi ke Asian Games Aichi-Nagoya. Timnas berhasil mengukir prestasi lewat medali emas dan perak yang diraih oleh I Made Pajar Ariyana dan I Made Joi Satriawan.
Sementara itu, dua turnamen WSL QS akan kembali digelar di Krui dan Nias, dua destinasi unggulan yang telah masuk kalender resmi WSL. Event ini dianggap penting karena memungkinkan atlet Indonesia bersaing di level internasional tanpa beban biaya besar. PB PSOI juga bekerja sama dengan pemerintah daerah demi optimalisasi pelaksanaan ajang ini. Egy berharap dukungan ini bisa dimaksimalkan meskipun tantangan tetap ada, terutama terkait pembiayaan dan logistik.