Pada 10 Desember 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan adanya penurunan harga daging sapi di pasar tradisional Indonesia. Harga daging sapi pada hari Selasa ini tercatat turun sebesar Rp5.170 per kilogram, menjadi Rp129.780 per kilogram. Penurunan harga ini menjadi kabar baik bagi konsumen, terutama menjelang liburan akhir tahun yang biasanya diiringi dengan lonjakan permintaan barang pangan, termasuk daging sapi.
Penurunan harga daging sapi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah meningkatnya pasokan daging sapi di pasar domestik. Beberapa pedagang mengungkapkan bahwa ketersediaan daging sapi yang lebih melimpah, seiring dengan pengiriman dari sejumlah daerah penghasil ternak, membuat harga cenderung stabil. Selain itu, tren penurunan harga juga dipengaruhi oleh fluktuasi harga pakan ternak dan biaya distribusi yang lebih terjangkau, berkat pengelolaan logistik yang lebih efisien.
Bagi konsumen, penurunan harga daging sapi ini tentu menjadi angin segar, karena daya beli masyarakat yang terbatas pada akhir tahun seringkali menghadapi kenaikan harga pangan. Harga daging sapi yang lebih terjangkau memungkinkan masyarakat untuk mengonsumsi protein hewani dengan harga yang lebih bersahabat. Sementara itu, bagi pedagang, penurunan harga meskipun menguntungkan bagi konsumen, namun ada tantangan untuk mempertahankan margin keuntungan, mengingat harga pasokan yang juga fluktuatif.
BPS mencatat bahwa penurunan harga daging sapi ini sejalan dengan tren harga pangan lainnya yang relatif stabil menjelang akhir tahun. Harga bahan pangan seperti beras, telur, dan minyak goreng juga mengalami sedikit penurunan atau stabil. Hal ini memberikan dampak positif bagi inflasi pangan, yang diprediksi dapat terjaga pada level yang terkendali selama bulan Desember. Penurunan harga pangan ini diharapkan dapat mengurangi tekanan terhadap pengeluaran rumah tangga, terutama di tengah persiapan perayaan Natal dan Tahun Baru.
Meskipun harga daging sapi mengalami penurunan pada minggu ini, proyeksi harga di bulan-bulan mendatang masih dipengaruhi oleh sejumlah faktor eksternal, seperti fluktuasi harga internasional dan permintaan domestik yang cenderung meningkat menjelang musim liburan. Pemerintah dan pihak terkait diharapkan terus memantau perkembangan harga pangan untuk memastikan kestabilan pasokan dan harga agar masyarakat dapat mengakses pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau.