Tag Archives: Ekonomi

Luas Lahan Panen Padi Di Jambi 2024 Diperkirakan Capai 641,2 Ribu Hektar

Pada 20 November 2024, Dinas Pertanian Provinsi Jambi memperkirakan luas lahan panen padi pada tahun 2024 akan mencapai sekitar 641,2 ribu hektar. Angka ini menunjukkan potensi yang sangat baik bagi sektor pertanian padi di Jambi, yang dikenal sebagai salah satu penghasil padi utama di Sumatra. Peningkatan luas lahan panen ini juga mencerminkan upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan ketahanan pangan serta mendukung kesejahteraan petani.

Beberapa faktor turut berkontribusi terhadap peningkatan luas lahan panen padi di Jambi. Salah satunya adalah kebijakan pemerintah yang mendukung sektor pertanian, termasuk program bantuan untuk petani dalam bentuk pupuk bersubsidi dan alat pertanian modern. Selain itu, penggunaan teknologi pertanian yang lebih efisien dan ramah lingkungan juga berperan dalam meningkatkan hasil panen. Inovasi tersebut telah membantu petani meningkatkan produktivitas dan memaksimalkan potensi lahan yang ada.

Dengan luas lahan yang diperkirakan mencapai 641,2 ribu hektar, produksi padi di Jambi diperkirakan akan mengalami peningkatan yang signifikan pada 2024. Hal ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, serta menjadi cadangan pangan untuk wilayah lainnya. Ketersediaan padi yang cukup di Jambi juga berpotensi untuk meningkatkan ekspor produk pertanian, terutama ke daerah-daerah yang membutuhkan pasokan beras.

Peningkatan luas lahan panen padi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Jambi, khususnya bagi sektor pertanian. Peningkatan produksi padi akan membuka lebih banyak peluang kerja bagi masyarakat lokal dan mendongkrak pendapatan petani. Pemerintah Provinsi Jambi berkomitmen untuk terus mendukung sektor pertanian dengan berbagai program yang memfasilitasi peningkatan kesejahteraan petani dan keberlanjutan produksi pangan.

Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Terus Terjaga

Pada 18 November 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan selama 54 bulan berturut-turut. Ini merupakan pencapaian yang luar biasa, menunjukkan stabilitas dan ketahanan ekonomi Indonesia meskipun menghadapi tantangan global yang kompleks. Surplus ini tercatat mencapai lebih dari 3 miliar dolar AS pada bulan Oktober 2024, didorong oleh ekspor yang tetap kuat dan lebih tinggi dari impor.

BPS menjelaskan bahwa surplus neraca perdagangan ini terutama didorong oleh kinerja sektor ekspor yang terus menunjukkan tren positif. Sumber utama ekspor Indonesia, seperti produk pertambangan, minyak dan gas, serta komoditas pertanian, mengalami peningkatan permintaan dari pasar internasional, terutama negara-negara mitra dagang utama seperti China, Amerika Serikat, dan Jepang. Meskipun ada penurunan harga komoditas global, volume ekspor Indonesia masih relatif stabil.

Sementara itu, impor Indonesia tercatat sedikit menurun dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, berkat kebijakan pemerintah yang fokus pada pengurangan ketergantungan terhadap impor barang konsumsi dan memperkuat industri dalam negeri. Hal ini turut membantu menjaga keseimbangan dalam neraca perdagangan. Selain itu, kebijakan peningkatan kapasitas produksi domestik dan pengembangan sektor manufaktur menjadi faktor penopang yang kuat dalam pengendalian impor.

Dengan surplus neraca perdagangan yang berkelanjutan, ekonomi Indonesia diprediksi akan terus stabil meskipun menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Keberlanjutan surplus ini memberikan dampak positif terhadap cadangan devisa negara dan memperkuat posisi rupiah di pasar global. Pemerintah Indonesia berharap dapat mempertahankan momentum ini dengan terus mendorong ekspor, memperbaiki daya saing produk dalam negeri, dan memperkuat kebijakan ekonomi yang berbasis pada produksi domestik.

Utang Indonesia Bengkak Jadi USD 427,8 Miliar

Pada 16 November 2024, data terbaru menunjukkan bahwa total utang luar negeri Indonesia telah mencapai USD 427,8 miliar, sebuah angka yang mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Kenaikan ini mencerminkan kebutuhan pemerintah untuk membiayai berbagai proyek infrastruktur besar, pengeluaran sosial, serta penanganan krisis ekonomi global yang terus mempengaruhi perekonomian Indonesia. Meskipun demikian, pemerintah menjelaskan bahwa utang ini masih dalam batas wajar dan dapat dikelola dengan baik selama pertumbuhan ekonomi terus positif.

Kenaikan utang Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan belanja negara untuk proyek infrastruktur besar, pengeluaran terkait penanggulangan dampak pandemi, dan program pemulihan ekonomi nasional. Selain itu, fluktuasi nilai tukar rupiah juga berpengaruh terhadap besarnya utang dalam dolar AS, karena sebagian besar utang Indonesia berbentuk utang luar negeri dalam mata uang dolar. Meskipun demikian, pemerintah mengklaim bahwa utang tersebut digunakan untuk membiayai proyek-proyek yang akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia dalam jangka panjang.

Para ekonom memberikan pandangan beragam mengenai situasi utang Indonesia. Beberapa pihak mengingatkan agar pemerintah berhati-hati dalam pengelolaan utang, mengingat potensi dampak negatif terhadap stabilitas fiskal dan ketahanan ekonomi. Namun, pemerintah Indonesia menegaskan bahwa strategi pengelolaan utang yang hati-hati dan fokus pada pembiayaan proyek-proyek produktif akan memastikan utang tetap terkendali. Pemerintah juga berencana untuk meningkatkan pendapatan negara melalui reformasi pajak dan diversifikasi sumber pembiayaan untuk mengurangi ketergantungan pada utang luar negeri.

Pemkab Jayapura Dan WWF Perkuat Ekonomi Masyarakat Adat Papua

Pada 13 November 2024, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura mengumumkan kerja sama strategis dengan World Wide Fund for Nature (WWF) untuk memperkuat ekonomi masyarakat adat di Papua. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan warga adat, sekaligus melestarikan kekayaan alam dan budaya yang ada di kawasan tersebut. Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang bagi masalah kemiskinan dan ketimpangan sosial yang selama ini dialami oleh banyak komunitas adat Papua.

Program yang diluncurkan mencakup berbagai aspek pemberdayaan ekonomi berbasis lingkungan. WWF dan Pemkab Jayapura sepakat untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam secara berkelanjutan, seperti produk hutan non-kayu, pertanian organik, dan ekowisata. Dengan pendekatan ini, diharapkan masyarakat adat dapat menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi tanpa merusak ekosistem yang telah lama menjadi bagian dari kehidupan mereka.

Sebagai bagian dari kerja sama ini, masyarakat adat Papua akan diberikan pelatihan keterampilan untuk meningkatkan kualitas produk dan akses pasar. Pelatihan ini meliputi teknik pertanian ramah lingkungan, pembuatan kerajinan tangan, dan pengelolaan pariwisata berbasis alam. Selain itu, WWF juga akan memfasilitasi akses ke pasar yang lebih luas melalui platform digital dan kemitraan dengan perusahaan-perusahaan lokal dan internasional.

Pemkab Jayapura menyatakan bahwa program ini tidak hanya akan memperkuat ekonomi masyarakat adat, tetapi juga akan berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan hidup. Dengan memadukan ekonomi dan konservasi alam, kedua pihak berharap dapat menciptakan model pembangunan yang lebih inklusif dan ramah lingkungan untuk masa depan Papua.

Ekonomi Digital Indonesia Tahun Ini Tembus Rp 1.420 Triliun

Pada 7 November 2024, Indonesia tercatat berhasil mencapai pencapaian signifikan di sektor ekonomi digital, dengan total nilai transaksi ekonomi digital diperkirakan mencapai Rp 1.420 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa dari tahun-tahun sebelumnya dan mencerminkan potensi besar ekonomi digital Indonesia di tingkat global. Pencapaian ini didorong oleh perkembangan pesat di berbagai sektor digital seperti e-commerce, fintech, serta layanan berbasis digital lainnya.

Sektor e-commerce menjadi salah satu pendorong utama dalam pencapaian ekonomi digital Indonesia. Meningkatnya penggunaan platform belanja online, didukung oleh kemudahan transaksi melalui aplikasi mobile dan pembayaran digital, membuat pasar e-commerce Indonesia terus berkembang. Pada tahun 2024, nilai transaksi e-commerce diprediksi berkontribusi besar terhadap total nilai ekonomi digital, dengan semakin banyaknya UMKM yang memanfaatkan platform digital untuk menjangkau pelanggan lebih luas.

Selain e-commerce, sektor fintech dan layanan pembayaran digital juga mengalami lonjakan yang signifikan. Kehadiran dompet digital dan aplikasi pinjaman online semakin memudahkan transaksi dan akses keuangan bagi masyarakat Indonesia. Dengan kemudahan yang ditawarkan, layanan fintech diperkirakan terus tumbuh, memberikan dampak positif bagi inklusi keuangan dan mempercepat digitalisasi ekonomi. Peningkatan transaksi pembayaran digital juga berperan besar dalam menggerakkan roda perekonomian.

Pemerintah Indonesia turut berperan dalam menciptakan ekosistem yang mendukung perkembangan ekonomi digital, melalui berbagai kebijakan yang mendorong inovasi, penyediaan infrastruktur, serta perlindungan terhadap data pribadi dan transaksi digital. Dengan meluncurkan program-program seperti 100 Smart City dan pengembangan konektivitas internet di seluruh pelosok negeri, pemerintah memberikan landasan bagi perkembangan ekonomi digital yang lebih inklusif dan merata.

Meskipun Indonesia telah mencapai tonggak penting, potensi ekonomi digital Indonesia masih sangat besar. Dengan populasi yang terus berkembang dan penetrasi internet yang semakin merata, Indonesia memiliki peluang untuk terus memperkuat posisinya sebagai salah satu ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Di masa depan, sektor ini diharapkan dapat terus menciptakan lapangan pekerjaan baru, meningkatkan pendapatan negara, dan meningkatkan daya saing global Indonesia di pasar digital.

Ekonomi digital Indonesia pada tahun 2024 berhasil menembus angka Rp 1.420 triliun, menunjukkan pertumbuhan pesat yang dipicu oleh sektor e-commerce, fintech, dan dukungan pemerintah. Dengan potensi yang masih besar, ekonomi digital diharapkan dapat terus menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, menciptakan lebih banyak inovasi, serta memperluas akses bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital global.

Optimasi Zakat Dan Wakaf, Membangun Ekonomi Menuju Indonesia Emas 2045

Pada tanggal 4 November 2024, para ahli ekonomi dan pemimpin komunitas berkumpul dalam sebuah seminar untuk membahas strategi optimasi zakat dan wakaf sebagai instrumen ekonomi dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045. Dalam konteks ini, zakat dan wakaf tidak hanya dipandang sebagai kewajiban religius, tetapi juga sebagai potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Zakat, sebagai salah satu rukun Islam, memiliki potensi besar untuk membantu pengentasan kemiskinan di Indonesia. Dengan pengelolaan yang baik, dana zakat dapat dialokasikan untuk program-program yang mendukung pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Para pembicara seminar menekankan perlunya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana zakat untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Selain zakat, wakaf juga memiliki peran penting dalam pembangunan infrastruktur sosial dan ekonomi. Dana wakaf dapat digunakan untuk membangun fasilitas publik seperti sekolah, rumah sakit, dan tempat ibadah. Dengan demikian, wakaf tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek tetapi juga berkontribusi pada pembangunan jangka panjang yang berkelanjutan. Ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 yang ingin mewujudkan masyarakat sejahtera.

Para peserta seminar menyepakati pentingnya kolaborasi antara pemerintah, lembaga zakat, dan organisasi masyarakat sipil dalam mengoptimalkan pengumpulan dan distribusi dana zakat dan wakaf. Sinergi ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas program-program sosial dan ekonomi yang didanai melalui zakat dan wakaf. Kerja sama yang kuat akan mempermudah akses masyarakat terhadap bantuan dan program pemberdayaan.

Dengan mengoptimalkan zakat dan wakaf, diharapkan Indonesia dapat menciptakan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan menuju tahun 2045. Pendekatan ini bukan hanya tentang peningkatan angka ekonomi, tetapi juga tentang menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Seminar ini menjadi langkah awal untuk membangun kesadaran dan aksi nyata dalam memanfaatkan potensi zakat dan wakaf demi kemajuan bangsa.

Sapu Ijuk Asli Indonesia Laris di Pasar Amerika, Terjual Hingga Rp390 Ribu per Buah!

Sapu ijuk adalah produk kerajinan tangan yang menggunakan bahan alami, seperti serat dari ranting, daun aren, atau ijuk, yang kini semakin diminati di pasar internasional. Kualitas tinggi dan bahan alami yang ramah lingkungan membuat sapu buatan Indonesia menjadi salah satu produk ekspor unggulan.

Di Indonesia, wilayah Tasikmalaya dan Ciamis di Jawa Barat sudah lama dikenal sebagai pusat produksi sapu berkualitas. Banyak pengrajin di daerah ini yang mahir dalam mengolah serat alami menjadi sapu yang tidak hanya fungsional tapi juga tahan lama. Selain itu, Yogyakarta juga aktif berkontribusi dalam industri kerajinan sapu, di mana para pengrajin lokal memproduksi sapu yang kuat dan tahan terhadap waktu, yang menjadi daya tarik di pasar ekspor.

Berdasarkan data ekspor dengan kode HS 96031020, yaitu kategori sapu dan sikat berbahan nabati, China tercatat sebagai importir terbesar dengan total berat mencapai 6.969,97 ton, disusul India dengan permintaan 4.407,60 ton. Amerika Serikat berada di posisi ketiga dengan volume permintaan mencapai 2.591,49 ton, menunjukkan minat yang terus berlanjut terhadap produk sapu alami dari Indonesia.

Dari sisi nilai ekspor, Amerika Serikat juga menduduki posisi ketiga dengan total nilai mencapai US$ 1,29 juta. Tiongkok dan India tetap berada di posisi pertama dan kedua. Menariknya, sapu Indonesia yang diekspor ke AS memiliki harga jual yang cukup tinggi, berkisar antara US$ 7 hingga US$ 25 per unit, atau sekitar Rp109.000 hingga Rp390.000 per unit berdasarkan kurs Rp15.600 per dolar AS, tergantung kualitas dan jenis produk.

Menurut laporan US Consumer Goods Analysis Report, konsumen Amerika dikenal sangat peduli terhadap produk yang ramah lingkungan. Inilah alasan utama mengapa sapu Indonesia diminati di negara tersebut. Dibuat dari bahan alami dan diproduksi secara tradisional, sapu buatan Indonesia tidak hanya menawarkan fungsi tetapi juga nilai ramah lingkungan yang sesuai dengan tren konsumen global.

Di Amerika, sapu lidi dari Indonesia menjadi pilihan yang tepat untuk membersihkan halaman saat musim gugur, ketika daun-daun berguguran. Hal ini memberikan alternatif alat pembersih selain rake tradisional, menjadikan sapu ini pilihan favorit di kalangan rumah tangga Amerika.

Secara keseluruhan, produk sapu Indonesia memiliki daya saing yang tinggi di pasar internasional berkat perpaduan antara kualitas, harga, dan daya tariknya yang ramah lingkungan. Ekspor sapu Indonesia mencakup beberapa negara besar seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman, yang menjadikan industri ini memiliki prospek yang positif untuk berkembang lebih jauh.

Namun, untuk memperluas pangsa pasar, Indonesia perlu menguatkan branding produknya di tingkat global. Upaya seperti partisipasi dalam pameran internasional, desain kemasan yang menarik, serta pengembangan kanal pemasaran dapat membantu meningkatkan penetrasi produk di pasar ekspor. Dengan langkah-langkah ini, sapu buatan Indonesia berpotensi untuk semakin menyapu pasar global dan memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen sapu berkualitas.

Bank BNI Dinilai Mampu Jaga Kinerja Di Tengah Tekanan Ekonomi

Pada 1 November 2024, Bank Negara Indonesia (BNI) mendapatkan penilaian positif dari analis industri keuangan terkait kemampuannya dalam menjaga kinerja di tengah tekanan ekonomi global. Meskipun banyak tantangan yang dihadapi, BNI berhasil mempertahankan pertumbuhan yang stabil dan menjaga daya saingnya di pasar.

Dalam laporan terbaru, BNI menunjukkan ketahanan yang kuat dalam menghadapi berbagai tekanan ekonomi, termasuk inflasi dan fluktuasi nilai tukar. Manajemen bank melaporkan bahwa mereka telah mengimplementasikan strategi mitigasi risiko yang efektif untuk menghadapi kondisi pasar yang tidak menentu. Hal ini mencerminkan kesiapan BNI untuk beradaptasi dengan perubahan situasi ekonomi.

Laba bersih BNI tercatat mengalami pertumbuhan meskipun dalam lingkungan yang sulit. Analisis menunjukkan bahwa strategi diversifikasi portofolio dan pengelolaan biaya yang efisien menjadi kunci keberhasilan bank dalam mencapai kinerja positif. Dengan pertumbuhan kredit yang terjaga, BNI berhasil mempertahankan posisi keuangannya.

BNI juga berfokus pada pengembangan layanan digital untuk meningkatkan pengalaman nasabah. Investasi dalam teknologi informasi dan digitalisasi layanan perbankan memungkinkan bank ini untuk menarik lebih banyak nasabah, terutama di kalangan generasi muda yang lebih terbiasa dengan transaksi online. Inovasi ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan bisnis di masa depan.

Dukungan pemerintah dan kebijakan regulasi yang kondusif turut berperan penting dalam menjaga stabilitas sektor perbankan. BNI memanfaatkan peluang yang ada untuk memperkuat modal dan meningkatkan likuiditasnya, yang pada gilirannya mendukung pertumbuhan kredit dan investasi.

Melihat ke depan, BNI optimis dapat terus menjaga kinerjanya dan bersaing di pasar perbankan yang semakin ketat. Manajemen berkomitmen untuk terus berinovasi dan meningkatkan layanan, serta memperkuat posisi di segmen pasar yang strategis.

Dengan semua langkah ini, BNI diharapkan dapat terus tumbuh dan berkontribusi pada stabilitas ekonomi Indonesia, meskipun tantangan global tetap ada. Keberhasilan BNI dalam menjaga kinerja di tengah tekanan ini menjadi contoh positif bagi bank-bank lainnya di Indonesia.

Menko Sebutkan Ekonomi Dan Keuangan Syariah Dorong Pertumbuhan Berkelanjutan

Pada tanggal 30 Oktober 2024, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengungkapkan bahwa ekonomi dan keuangan syariah memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan berkelanjutan di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah konferensi tentang pengembangan ekonomi syariah yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari sektor publik dan swasta.

Menko menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi syariah, mengingat mayoritas penduduknya adalah Muslim. Sektor ini tidak hanya dapat meningkatkan inklusi keuangan, tetapi juga berkontribusi terhadap perekonomian nasional secara keseluruhan. Dengan memanfaatkan prinsip-prinsip syariah, diharapkan dapat menciptakan model bisnis yang lebih berkelanjutan.

Menurut Menko, ekonomi syariah berfokus pada keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat, yang sejalan dengan prinsip-prinsip pertumbuhan berkelanjutan. Investasi dalam proyek-proyek yang berbasis syariah tidak hanya mempertimbangkan keuntungan finansial, tetapi juga dampak sosial dan lingkungan. Ini menjadi sangat relevan dalam konteks global saat ini, di mana keberlanjutan semakin menjadi fokus utama.

Pemerintah berkomitmen untuk mendukung pengembangan ekonomi syariah melalui kebijakan yang memfasilitasi pertumbuhan sektor ini. Menko menyebutkan berbagai inisiatif, termasuk peningkatan pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan syariah, serta penyediaan insentif bagi pelaku usaha yang berorientasi syariah. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing ekonomi syariah di pasar domestik dan global.

Menko juga menekankan pentingnya kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Kerjasama ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem ekonomi syariah, menciptakan lebih banyak peluang investasi, dan mendukung inovasi dalam produk keuangan syariah. Ini akan mempermudah akses masyarakat terhadap layanan keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah.

Pengembangan ekonomi syariah juga berpotensi untuk menciptakan lapangan kerja baru dan mendukung kewirausahaan. Dengan semakin banyaknya usaha yang berbasis syariah, peluang bagi masyarakat untuk terlibat dalam bisnis ini akan meningkat. Ini sangat penting dalam konteks pengurangan angka pengangguran dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dengan fokus yang kuat pada ekonomi dan keuangan syariah, Menko optimis bahwa Indonesia dapat mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif. Inisiatif ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Dengan dukungan yang tepat, sektor ekonomi syariah dapat menjadi salah satu pilar utama dalam pembangunan ekonomi Indonesia di masa depan.

Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi Buka Gerakan Pangan Murah

Pada tanggal 29 Oktober 2024, Staf Ahli Bupati bidang Ekonomi mengumumkan peluncuran Gerakan Pangan Murah sebagai respons terhadap meningkatnya kebutuhan akan akses pangan yang terjangkau di tengah kondisi ekonomi yang sulit. Inisiatif ini bertujuan untuk membantu masyarakat yang terdampak oleh fluktuasi harga pangan.

Gerakan Pangan Murah bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap bahan pangan pokok dengan harga yang lebih terjangkau. Melalui kerja sama dengan petani lokal dan distributor, program ini berencana menyediakan berbagai bahan pangan, seperti beras, sayuran, dan kebutuhan sehari-hari lainnya, dengan harga di bawah harga pasar. Hal ini diharapkan dapat meringankan beban ekonomi masyarakat, terutama di kalangan keluarga berpenghasilan rendah.

Pelaksanaan gerakan ini akan dilakukan melalui pusat distribusi yang tersebar di berbagai kecamatan. Pusat distribusi ini akan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan lembaga swadaya masyarakat untuk memastikan bahwa pasokan pangan dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Selain itu, program ini juga akan melibatkan petani lokal untuk meningkatkan pendapatan mereka sekaligus menyediakan produk segar bagi konsumen.

Respon masyarakat terhadap peluncuran Gerakan Pangan Murah cukup positif. Banyak warga yang berharap program ini dapat berlangsung secara berkelanjutan dan menjangkau lebih banyak masyarakat. Dukungan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk organisasi kemasyarakatan, diharapkan dapat membantu meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan program ini.

Gerakan Pangan Murah yang diluncurkan oleh Staf Ahli Bupati bidang Ekonomi diharapkan menjadi langkah strategis dalam mengatasi masalah pangan dan ekonomi masyarakat. Dengan pendekatan yang terintegrasi antara pemerintah, petani, dan masyarakat, inisiatif ini berpotensi memberikan solusi nyata untuk meningkatkan ketahanan pangan lokal dan mendukung perekonomian masyarakat di tengah tantangan global.